Minggu, 07 April 2013

Mabit

Tidak banyak yang mengeanl istilah mabit, apalagi kalau itu dikaitkan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, apalagi kalau sekolah itu adalah Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar Negeri tidak mempunyai konsep mabit ini, tentu saja murid-muridnya, guru-gurunya tidak akan pernah tahu dengan konsep belajar mabit. Disinilah diantara keistimewaan SD HSG KU Sumedang, mabit adalah program bulanan yang setiap anaknya selalu merindukannya, tidak tekecuali kakang.

Hari ini Senin, 18 Maret 2013 akan dilaksanakan mabit. Mabit adalah program merumahkan anak-anak HSG dan tidur bersama di sekolah ,tentunya dipisah laki2 dan pr, kali ini hanya semalam.  Programnya dibuat sedemikian rupa untuk memantau kegiatan harian anak selama mabit, sehingga dapat dipantau dan diukur anak sudah punya kebiasaan apa dan praktek ibadahnya kemajuannya sudah samapai dimana. Belajarnya pun ada tambahan dari biasanya, seperti menonton film siroh atau menangkap ikan atau pemantapan materi pelajaran lainnya, dll.

Sejak hari jumat, kakang sudah mengingatkan uminya kalau senin mabit, harus menyiapkan segala perlengkapan, mulai baju seragam, baju tidur, baju rumah, peralatan mandi, hingga beras satu cangkir dan uang lauk pauk. Umi gak yakin ada mabit, karena belum ada info dari kepala sekolah. Kakang memaksa harus telepon kepsek, tapi gak diangkat, akhirnya telepon guru tahfizdnya. Alhamdulillah sabtunya sudah ada info,

Senin mabit….
Betapa berbinarnya kakang mendengarnya dan mulai memepersiapkan segala sesuatunya…..

Bahkan ketika abinya pulang dari Bogor, langsung laporan kalau dia mau mabit. Namun tak diduga, qodho menentukan lain kakang sakit, badannya panas dan tidak mau makan, akhirnya ahad siang itu kakang tidur…..

Abi ikut tiduran dengan kakang sambil memeluknya, mungkin melepaskan kerinduan setelah beberapa hari ditinggal. Tidak berapa lama kemudian kakang bangun dalam kondisi badan yang kurang fit. Abi bilang kakang gak boleh ikut mabit karena sakit dan gak mau makan.

Eh…saat itu juga kata-kata itu menjadi energy yang membuat kakang bangkit dan minta makan. Umi menyediakan telor rebus kesukaan kakang. Alhamdulillah habis satu piring nasi berikut sebutir telur. Abi pun pergi ke luar sementara kakang istirahat dulu. Di sela istirahat tersebut kakang sangat khawatir kalau dia tidak diizinkan mabit oleh abi karena sakit, sampai bilang ke umi;“ Umi.. kakang dah gak panas lagi udah makan banyak kakang boleh ya ikut mabit?” Umi bilang, lihat kondisi kakang kalau sembuh ikut mabit dan kalau abi izinkan. Kelihatan raut kecewanya, sehingga kakang yakinkan umi kalau dia sudah sembuh dan sudah banyak makan. Malamnya abi datang, kakangpun meyakinkan abi kalau dia sudah sembuh dan banyak makan.

Abi sedikit mengancam, “ Gak boleh ikut mabit kalau makannya sedikit mah dan kalau masih panas.” Kakang pun minta makan lagi sama umi, permintaan yang sama telor rebus . Alhamdulillah habis satu piring plus telor rebus.

Selesai magrib, biasa kakang tetap murajaah surat annas sampai alghosyiyah. Penasaran umi nanya kenapa harus dari surat annas  ? “ Kalau dari annaas bintangnya bisa dapat 100, katanya, he he..ini reward dari guru HSG yang cukup memotivasi. Ternyata hingga menjelang tidurnya kakang masih panas.

Abi sarankan berikan obat penurun panas non alcohol dan madu majidun. Setelah diminumkan kakang akhirnya tidur. Esok harinya ketika bangun, yang pertama kali dia lakukan meraba keningnya dan badan serta tangannya, sambil teriak,
“Umi… kakang sembuh udah gak panas, bisa ikut mabit ya…kata abi juga boleh…”

Alhamdulillah paginya kita siap2 berangkat ke sekolah dengan semang mabiiiiiiiiiiiiit. Ketika sampai di HSG kakang sambil masuk kelas, teriak..” Umi nanti jangn lupa bawa Quran”…Ternyata qurannya ketinggalan he he, karena semangat mabit…Ada apa sih dibalik mabit ini ....?

Tidak sulit untuk menghafal quran

setiap harinya anakku yang satu ini selalu minta tahfiz quran, walau masih kelas 1 SD dia anak yang sangat perhatian pada hafalannya dibandingan saudaranya yanga lain. Celakanya sang umi tidak bisa meladeni setiap  saat kebiasaannya itu, khususnya muroja'ah, membenarkan bacaannya dll. Bukan karena malas atau gak peduli tapi direpotkan juga sama adik2ya yang juga butuh perhatian. Andalannya menghafal cuma mendengarkan surat demi surat. karena uminya gak selalu bisa bacakan surat untuk dia dengar, jadilah sang abi sediakan music box sebagai media, sehingga setiap hari sang umi bisa setel tuh murottal juz 'amma.Bahkan kalau sang anak mau nonton kartun sekalipun, Umi selalu setel murottal dan suara TV dikecilkan, anak hanya lihat gambarnya doang. Alhadulillah tidak protes meski mungkin kurang fokus.

Namun belakangan ini dia sudah bisa mencari sendiri surat apa saja yang dia inginkan untuk diulang atau untuk dihafalkan. Jadi kerjaan umi jadi lebih mudah tinggal mengingatkan. Dalam perjalannannya pendidikan menghafal ini makin hari motivasi ini makin kuat, ini tidak terlepas dari motivasi yang sangat berharga dari guru-guru SD HSG Koiru Ummah Sumedang yang selalu memantau perkembangan hafalan di sekolah. Setiap minggu selalu saja ada rasa haru, bangga, sang anak membuka alquran setiap hari padahal dia belum bisa baca Alquran tapi dia bisa menunjuk ayat-demi ayat yang dia hafal, yakin itu hanya mengandalkan hafalannya.

Suatu ketika umi semakin berdecak kagum menyaksikan sang anak setelah sholat magrib langsung ambil quran , umi menawarkan music box untuk menuntun hafalannya tapi dia menolak sambil berkata, "Sekarang kakang gak pakai music box dulu". Umi tidak berkomentar sambil memperhatikan apa sebenarya yang akan dia lakukan. Kakang masuk kamar sambil bawa alquran dan dia buka surat Ananas. Dalam hati umi membatin, kenapa yang dibuka surat annas bukannya hafalannya alGhosyiyah. Umi keluar dari kamar. Sayup-sayup dari luar kamar umi mendengar kakang baca surat annas, alFalaq , al Ikhlas, AlLahab sampai surat Alghosyiyah hingga satu jam lamanya sampai terdengar azan Isya....Luar biasa..Alhamdulillah Allah berikan karunia yang terindah....

Ternyata menjadikan anak untuk hafal alquran itu sangat mudah...
Mau mencoba......
Belasan anak SD Khoiru Ummah Sumedang sudah mencobanya.....

Anakku, Umurnya 6 tahun Selalu Wudhu Sebelum Tidur

Anakku, yang keempat adalah laki-laki. Dia adalah anak yang aku dan suamiku tunggu dan harapkan, setelah sekian tahun lamanya kami dianugerahi tiga putri yang cantik-cantik. Suamiku memberi dia nama Muhammad Umar Said Abdur Rahman , nama yang terinspirasi dari sosok Rasulullah dan sosok Khalifah Umar bin Khattab, juga sosok tokoh pergerakan di negeri ini HOS Cokro Aminoto. Dengan harapan dia kelak menjadi tentara khilafah penakluk kota Roma di era Khilafah Rasyidah untuk kedua kalinya.

Mulailah ku proses pendidikan untuk zamannya, bukan untuk zaman Kapitalisme Demokrasi  yang ku alami saat ini. Setelah ku didik dia di usia pra sekolah, di usia 6 tahun ku pilihkan dia sekolah di Home Schooling Khoiru Ummah kabupaten Sumedang. Pilihan ini menguras semua potensi berpikirku dan menguras semua perasaanku dalam menimbang-nimbang sekolah yang terbaik buat anakku demi tercapainya harapanku kelak di kemudian hari. Sempat tarik ulur, sempat memutuskan untuk mundur. Dan ini suatu yang wajar, karena HSG bukanlah sekolah dengan gedung yang memadai apalagi mewah. Sekolah yang tidak banyak diminati para ibu, makanya siswanya sangat sedikit, d iangkatan pertama yang diterima hanya 4 orang, di angkatan ke 2 dimana anakku berada di dalamnya hanya 5 orang.

Siapapun yang berpikir pendidikan karena melihat jumlah siswanya pasti tidak akan pernah melirik pada sekolah ini, apa lagi untuk mencari info lebih lanjut. Debu-debu pemikiran Kapitalisme sekulerisme pun sempat menggerus pemikiranku yang melihat sekolah dari sisi fisik gedung dan segala bentuk program di dalamnya.Akupun mulai mengkhawatirkan masa depan pendidikan anakku di HSG, karena HSG tidak mendapatkan ijazah formal seperti SD lain, tapi paket A. Sempat meragukan legalitas dan khawatir tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Aku pun sempat mendaftarkan Umar ke sekolah Islam yang favorit,tapi ketika aku mencoba meyakinkan diri bahwa sekolah dengan basis kurikulum yang ada sekarang adalah sekulerisme, membuat keputusanku tetap di HSG KU.

Aku kembali memahami bahwa memilih sekolah buat anak adalah tanggung jawab ke pada Allah, harus dapat dipastikan anak steril dari pengrusakan pemikiran dan pengrusakan prilaku. Dari sini aku harus selektif dalam melihat kurikulum, tujuan dari pendidikan tersebut dan memilih guru yang tepat untuk ditauladani. Di HSG KU inilah ku dapatkan bahwa kurikulumnya berbasis aqidah Islam, tujuannya membentuk kepribadian Islam anak, guru-gurunya memiliki kepribadian Islam yang bisa melakukan transfer of personality bukan hanya transfer of knowledge. Akhirnya HSG KU adalah tempat pendidikan anakku yang tepat hingga hari ini dan aku ternyata tidak salah memilih diantara pendidikan SD yang ada di tempatku sekarang

Apa keistimewaan HSG Khoiru Ummah…?
Inilah yang hendak ku kisahkan dengan Umar sebagai pelaku aktif di dalamnya. Orang tua diberi kewajiban memantau kegiatan harian anak. Bila anak melaksanakannya maka dia diberi bintang.

Awalnya aku bertanya2 dan sempat meragukan bintang ini sebagai motivasi anak. Subhanallah bintang ini sangat luar biasa untuk penghargaan kepada anak. Misalkan bila dia bangun pas azan, bangun sendiri dan baca doa, dia dikasi bintang 2, berwudhu sempurna 2, sholat berjamaah di mesjid 5, tahfidz 6 samapi 7 kali membaca atau mendengarkan5, dan seterusnya. Banyak surprise yang ku dapatkan ketika mendampingi Umar dalam pendidikan ini, ketika mau makan atau minum selalu duduk dan berdoa, masuk kamar mandi selalu berdoa, kalau dia lupa pasti balik lagi, tahfizd dan metode umi (metode yg dipakai HSG dlm belajar quran) adalah favoritnya.

Yang membuat aku terharu adalah setiap kali mau tidur tidak pernah lupa berwudhu dulu yang aku sendiri sudah lama tidak melakukannya. Walau aku dan suami sudah tidur duluan, kalau dia mau tidur dia akan membangunkan aku, “umi, kakang (kami memanggilnya) mau tidur  temanin ke kamar mandi, umi juga harus wudhu.” Aku teringat wasiat Rasulullah kepada Anas bin Malik, seorang anak yang didik langsung oleh Rasulullah selama 10 tahun dan Rasul memberikan kepercayan kepadanya untuk menyimpan Rahasia, Anas tidak pernah membukany,a sekalipun pada ibunya. Wasiatnya adalah: “Sesungguhnya aku berwasiat kepadamu dengan satu wasiat. Jagalah wasiat itu,yakni perbanyaklah wudhu. Dengan begitu umurmu akan bertambah, kamu selalu dalam keadaan wudhu dan tidak tidur kecuali dalam keadaan wudhu,……”.

Ada peristiwa penting lainnya yang membuat ku takjub, kalau Umar lagi tidur, sekali-kali ngelindur (ngigau), dan kalau dia ngigau ku dapati dalam keadaan menghapal ayat-ayat yang sedang dia hapal atau doa-doa yang sedang dia hapal. Inilah alam bawah sadarnya yang dia jadikan quran, doa dan dzikir dalam setiap nafas hidupnya.Ada juga peristiwa lain yang membuat aku dan suamiku juga malu. Kakang bila magrib dan Isya bila ada suamiku wajib ke mesjid, padahal selama ini suamiku jarang2 bawa dia ke mesjid, sekarang menjadi amalan rutin. Subhanallah, syukurku padamu ya Allah, terima kasih kepada guru2 HSG yang dalam waktu singkat perubahan itu sangat luar biasa yang tidak pernah ku dapatkan ketika menyekolahkan ke 3 anakku sebelumnya di sekolah sekuler.

Inilah pendidikan berbasis aqidah Islam, aqidah itu terintegrasi dalam semua mata pelajaran dan sinergi guru dan ortu untuk mencapai tujuan yang sama. Kisah berikutnya akan ku sampaikan tentang makanan halaln thoyyiban