Minggu, 07 April 2013

Anakku, Umurnya 6 tahun Selalu Wudhu Sebelum Tidur

Anakku, yang keempat adalah laki-laki. Dia adalah anak yang aku dan suamiku tunggu dan harapkan, setelah sekian tahun lamanya kami dianugerahi tiga putri yang cantik-cantik. Suamiku memberi dia nama Muhammad Umar Said Abdur Rahman , nama yang terinspirasi dari sosok Rasulullah dan sosok Khalifah Umar bin Khattab, juga sosok tokoh pergerakan di negeri ini HOS Cokro Aminoto. Dengan harapan dia kelak menjadi tentara khilafah penakluk kota Roma di era Khilafah Rasyidah untuk kedua kalinya.

Mulailah ku proses pendidikan untuk zamannya, bukan untuk zaman Kapitalisme Demokrasi  yang ku alami saat ini. Setelah ku didik dia di usia pra sekolah, di usia 6 tahun ku pilihkan dia sekolah di Home Schooling Khoiru Ummah kabupaten Sumedang. Pilihan ini menguras semua potensi berpikirku dan menguras semua perasaanku dalam menimbang-nimbang sekolah yang terbaik buat anakku demi tercapainya harapanku kelak di kemudian hari. Sempat tarik ulur, sempat memutuskan untuk mundur. Dan ini suatu yang wajar, karena HSG bukanlah sekolah dengan gedung yang memadai apalagi mewah. Sekolah yang tidak banyak diminati para ibu, makanya siswanya sangat sedikit, d iangkatan pertama yang diterima hanya 4 orang, di angkatan ke 2 dimana anakku berada di dalamnya hanya 5 orang.

Siapapun yang berpikir pendidikan karena melihat jumlah siswanya pasti tidak akan pernah melirik pada sekolah ini, apa lagi untuk mencari info lebih lanjut. Debu-debu pemikiran Kapitalisme sekulerisme pun sempat menggerus pemikiranku yang melihat sekolah dari sisi fisik gedung dan segala bentuk program di dalamnya.Akupun mulai mengkhawatirkan masa depan pendidikan anakku di HSG, karena HSG tidak mendapatkan ijazah formal seperti SD lain, tapi paket A. Sempat meragukan legalitas dan khawatir tidak bisa melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Aku pun sempat mendaftarkan Umar ke sekolah Islam yang favorit,tapi ketika aku mencoba meyakinkan diri bahwa sekolah dengan basis kurikulum yang ada sekarang adalah sekulerisme, membuat keputusanku tetap di HSG KU.

Aku kembali memahami bahwa memilih sekolah buat anak adalah tanggung jawab ke pada Allah, harus dapat dipastikan anak steril dari pengrusakan pemikiran dan pengrusakan prilaku. Dari sini aku harus selektif dalam melihat kurikulum, tujuan dari pendidikan tersebut dan memilih guru yang tepat untuk ditauladani. Di HSG KU inilah ku dapatkan bahwa kurikulumnya berbasis aqidah Islam, tujuannya membentuk kepribadian Islam anak, guru-gurunya memiliki kepribadian Islam yang bisa melakukan transfer of personality bukan hanya transfer of knowledge. Akhirnya HSG KU adalah tempat pendidikan anakku yang tepat hingga hari ini dan aku ternyata tidak salah memilih diantara pendidikan SD yang ada di tempatku sekarang

Apa keistimewaan HSG Khoiru Ummah…?
Inilah yang hendak ku kisahkan dengan Umar sebagai pelaku aktif di dalamnya. Orang tua diberi kewajiban memantau kegiatan harian anak. Bila anak melaksanakannya maka dia diberi bintang.

Awalnya aku bertanya2 dan sempat meragukan bintang ini sebagai motivasi anak. Subhanallah bintang ini sangat luar biasa untuk penghargaan kepada anak. Misalkan bila dia bangun pas azan, bangun sendiri dan baca doa, dia dikasi bintang 2, berwudhu sempurna 2, sholat berjamaah di mesjid 5, tahfidz 6 samapi 7 kali membaca atau mendengarkan5, dan seterusnya. Banyak surprise yang ku dapatkan ketika mendampingi Umar dalam pendidikan ini, ketika mau makan atau minum selalu duduk dan berdoa, masuk kamar mandi selalu berdoa, kalau dia lupa pasti balik lagi, tahfizd dan metode umi (metode yg dipakai HSG dlm belajar quran) adalah favoritnya.

Yang membuat aku terharu adalah setiap kali mau tidur tidak pernah lupa berwudhu dulu yang aku sendiri sudah lama tidak melakukannya. Walau aku dan suami sudah tidur duluan, kalau dia mau tidur dia akan membangunkan aku, “umi, kakang (kami memanggilnya) mau tidur  temanin ke kamar mandi, umi juga harus wudhu.” Aku teringat wasiat Rasulullah kepada Anas bin Malik, seorang anak yang didik langsung oleh Rasulullah selama 10 tahun dan Rasul memberikan kepercayan kepadanya untuk menyimpan Rahasia, Anas tidak pernah membukany,a sekalipun pada ibunya. Wasiatnya adalah: “Sesungguhnya aku berwasiat kepadamu dengan satu wasiat. Jagalah wasiat itu,yakni perbanyaklah wudhu. Dengan begitu umurmu akan bertambah, kamu selalu dalam keadaan wudhu dan tidak tidur kecuali dalam keadaan wudhu,……”.

Ada peristiwa penting lainnya yang membuat ku takjub, kalau Umar lagi tidur, sekali-kali ngelindur (ngigau), dan kalau dia ngigau ku dapati dalam keadaan menghapal ayat-ayat yang sedang dia hapal atau doa-doa yang sedang dia hapal. Inilah alam bawah sadarnya yang dia jadikan quran, doa dan dzikir dalam setiap nafas hidupnya.Ada juga peristiwa lain yang membuat aku dan suamiku juga malu. Kakang bila magrib dan Isya bila ada suamiku wajib ke mesjid, padahal selama ini suamiku jarang2 bawa dia ke mesjid, sekarang menjadi amalan rutin. Subhanallah, syukurku padamu ya Allah, terima kasih kepada guru2 HSG yang dalam waktu singkat perubahan itu sangat luar biasa yang tidak pernah ku dapatkan ketika menyekolahkan ke 3 anakku sebelumnya di sekolah sekuler.

Inilah pendidikan berbasis aqidah Islam, aqidah itu terintegrasi dalam semua mata pelajaran dan sinergi guru dan ortu untuk mencapai tujuan yang sama. Kisah berikutnya akan ku sampaikan tentang makanan halaln thoyyiban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar